Tsaqib (Ar.)
Nama cahaya sebuah bintang. Dalam kitab-kitab tafsir disebutkan beberapa penafisr menduga bahwa yang dimaksud adalah sebuah bintang bercahaya yang sangat tinggi dan jauh sekali jaraknya dari bumi. Hampir sama dengan pendapat tersebut, khalifah Ali bin Abi Tahlib ra menyebutnya sebagai bintang yang ada di langit ke tujuh yang tidak berpenghuni. Sekali waktu ia akan turun dari langit mendekati bumi dan kemudian kembali ke tempatnya semula di langit ke tujuh. Dikisahkan, suatu hari paman Rasulullah saw (Abu tahlib) berada di sisi keponakannya tersebut. Tiba-tiba ada sebuah bintang yang jatuh dan bercahaya. Dalam keterangan tersebut, tidak diterangkan apakah bintang yang jatuh ketika Abu Thalib dan Rasulullah tersebut adalah sebuah komet (bintang berekor) atau bukan. Tetapi bisa diduga, bahwa bintang yang jatuh tersebut adalah bintang berekor. Sekalipun para sahabat tidak sepakat dalam menafsirkan kata tsaqib, kiranya pendekatan yang dilakukan khalifah Ali ra cukup mewakili. walaupun belum bisa diambil kesimpulan.