Sejarah Astronomi Islam

Mengenal Istilah Astronomi Islam

Istilah astronomi mengalami perkembangan sesuai konteks zamannya. Dalam sejarah Islam istilah astronomi lebih populer dengan sebutan falak, hai’ah, dan hisab, bahkan juga disebut nujum. Perkembangan ilmu falak di dunia Islam berawal ketika Islam berdialog dengan peradaban pra Islam, khususnya astronomi India, Persia, dan Yunani. Pada era pra Islam astronomi pada umumnya bersifat teoretis-astrologis.

Sementara itu pada era peradaban Islam terutama pada zaman keemasan Islam (golden age) astronomi (falak) berkembang secara ilmiah pratis dan berbasis observasi yang membedakan dengan astronomi di peradaban-peradaban sebelumnya. Istilah falak sangat dikenal dalam studi Islam dengan berbagai literatur yang dihasilkan oleh para tokoh falak di zamannya. Selanjutnya memasuki abad ke-21 di Indonesia dan Malaysia mulai memperkenalkan istilah “Astronomi Islam” yang mengadopsi dari istilah “Islamic Astronomy” dalam bahasa Inggris.

Penggunaan istilah Astronomi Islam berawal pada nama mata kuliah “Astronomi Islam : Teori dan Metodologi” pada Program Studi Hukum Islam Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1422/2001) dan nama Program Studi Astronomi Islam di Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya (APIUM) tahun 1429/2008). Setelah itu bermunculan berbagai buku dan karya ilmiah yang menggunakan istilah astronomi Islam. Adapun karya-karya dimaksud antara lain, Tradisi Kecemerlangan Astronomi Islam diterbitkan oleh Jabatan Fiqh & Usul Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya (APIUM), Catatan & Koleksi Astronomi Islam dan Seni karya Susiknan Azhari, Studi Astronomi Islam Menelusuri Karya dan Peristiwa karya Susiknan Azhari, Khazanah Astronomi Islam Abad Pertengahan karya Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Sejarah Astronomi Islam di Malaysia yang diedit oleh Aizan Ali Mat Zain dan diterbitkan oleh Penerbit Universiti Malaya, dan Pemikiran Al-Khawarizmi dalam Melatakkan Dasar Pengembangan Ilmu Astronomi Islam karya Achmad Mulyadi.

Menurut Arwin Studi Astronomi Islam dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu teoretis, praktis, observasional, dan astrologi. Kesemuanya saling terkait antara satu dengan lainnya. Patut diketahui akhir-akhir ini kajian astronomi Islam di dunia Islam berkembang pesat, khususnya di Alam Melayu (Indonesia dan Malaysia). Selama sepuluh tahun terakhir tercatat ratusan karya seputar astronomi Islam. Begitu pula kehadiran instrumen astronomi Islam bertambah banyak dan berkualitas sehingga memudahkan dalam proses belajar-mengajar.